Mana Favoritmu?
Indonesia dikenal sebagai surganya kuliner, dan nasi adalah salah satu bagian paling ikonik dari identitas kuliner tersebut. Dari Sabang sampai Merauke, hampir setiap daerah memiliki sajian nasi khasnya masing-masing. Dua di antaranya yang sering dibandingkan karena popularitas dan cita rasanya adalah nasi liwet dan nasi uduk. Keduanya sama-sama menggunakan santan sebagai bahan utama, namun memiliki perbedaan yang cukup signifikan dari segi rasa, cara masak, hingga pelengkapnya. Lalu, mana yang jadi favoritmu?

Nasi Liwet: Kental Rasa Tradisional Jawa
Nasi liwet berasal dari Solo, Jawa Tengah, dan dikenal sebagai hidangan sarapan favorit masyarakat setempat. Proses memasaknya cukup unik karena nasi dimasak dengan santan, daun salam, serai, dan sedikit garam. Hasilnya adalah nasi yang gurih dengan aroma harum yang khas, tapi tidak terlalu “berat” di lidah.
Yang menarik dari nasi liwet adalah lauk pelengkapnya. Biasanya disajikan dengan suwiran ayam kampung, telur pindang, sambal goreng labu siam, dan tidak ketinggalan areh, yaitu santan kental yang dimasak hingga berminyak, dituang di atas nasi. Aroma dan cita rasa nasi liwet cenderung ringan namun kompleks—tidak mendominasi, tetapi menyatu dengan semua lauk.
Di banyak tempat, nasi liwet disajikan secara komunal di atas daun pisang, yang dikenal dengan istilah liwetan. Selain menambah aroma khas, tradisi makan bersama ini memperkuat nilai kebersamaan, menjadikan nasi liwet lebih dari sekadar makanan, tapi juga simbol budaya.
Nasi Uduk: Kaya Rempah dari Betawi
Sementara itu, nasi uduk berasal dari Betawi, Jakarta. Sekilas mirip dengan nasi liwet karena sama-sama menggunakan santan, tetapi nasi uduk memiliki karakter yang lebih berani dan wangi rempah. Santan yang digunakan biasanya direbus bersama daun salam, daun pandan, serai, lengkuas, dan kadang juga kayu manis atau cengkeh. Inilah yang membuat aromanya begitu khas dan langsung menggugah selera.
Pelengkap nasi uduk juga tak kalah menggoda. Biasanya disajikan dengan ayam goreng, telur balado, bihun goreng, orek tempe, sambal kacang, hingga kerupuk. Kombinasi rasa gurih nasi dengan lauk yang beragam membuat nasi uduk cocok disantap kapan saja—pagi, siang, atau malam.
Karena cita rasanya yang lebih kuat dan banyak lauk pendamping, nasi uduk sering menjadi pilihan untuk acara-acara tertentu seperti hajatan atau syukuran. Selain enak, nasi uduk juga memberi kesan “meriah” dalam setiap penyajiannya.

Kesimpulan
Sudah coba Beras Banyuwangi? Rasakan pulennya hari ini!
