Fakta Kandungan Arsenik dalam Beras

Beras merupakan makanan pokok bagi lebih dari separuh penduduk dunia, termasuk Indonesia. Namun, tak banyak yang tahu bahwa di balik kenikmatannya, beras ternyata dapat mengandung arsenik anorganik, sejenis logam berat yang bersifat toksik jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Fakta ini mungkin mengejutkan, tetapi sangat penting untuk dipahami.

Beras Banyuwangi - Pabrik Beras Banyuwangi

Apa Itu Arsenik?

Arsenik adalah elemen kimia yang secara alami terdapat di dalam tanah, air, dan udara. Arsenik terbagi menjadi dua jenis: arsenik organik dan arsenik anorganik. Yang berbahaya adalah jenis anorganik, karena bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dan bisa memengaruhi fungsi tubuh seperti sistem saraf, imun, dan pernapasan jika dikonsumsi dalam kadar tinggi.

Kenapa Beras Mengandung Arsenik?

Beras menyerap arsenik lebih banyak dibanding tanaman pangan lainnya. Hal ini disebabkan oleh cara tumbuhnya yang unik: padi biasanya dibudidayakan di lahan sawah yang terendam air. Lingkungan basah ini membuat arsenik yang ada di dalam tanah lebih mudah larut dan terserap oleh akar padi.

Selain faktor alam, penggunaan pestisida berbahan arsenik di masa lalu, terutama di beberapa negara, juga meningkatkan kadar arsenik dalam tanah. Bahkan jika pestisidanya sudah lama tidak digunakan, residunya tetap bisa bertahan selama puluhan tahun.

Apakah Kandungan Arsenik di Beras Indonesia Tinggi?

Kadar arsenik dalam beras sangat bervariasi tergantung dari wilayah penanaman, jenis tanah, hingga praktik pertanian yang digunakan. Sayangnya, di Indonesia, studi mengenai kadar arsenik dalam beras masih terbatas dan belum menjadi perhatian umum. Namun, beberapa riset global menunjukkan bahwa beras dari daerah dengan kandungan arsenik alami tinggi di tanah atau air irigasi cenderung memiliki kadar arsenik lebih besar.

Apakah Beras Masih Aman Dikonsumsi?

Kabar baiknya, beras masih aman dikonsumsi, asal tidak berlebihan dan dimasak dengan benar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan FAO telah memberikan panduan batas maksimum arsenik dalam beras konsumsi. Namun, karena tidak semua negara menerapkan regulasi ketat atau melakukan pengujian rutin, konsumen tetap harus cerdas.

Cara Mengurangi Kandungan Arsenik dalam Beras

Cuci beras sebelum dimasak. Bilas hingga air cucian terlihat bening. Ini bisa mengurangi sebagian arsenik yang menempel di permukaan.

Gunakan metode memasak air banyak (like pasta). Rebus beras dengan rasio air 6:1, lalu tiriskan setelah matang. Metode ini dapat mengurangi kadar arsenik hingga 30–50%.

Pilih jenis beras. Beras basmati dan beras dari daerah pegunungan cenderung mengandung arsenik lebih rendah.

Variasikan konsumsi karbohidrat. Jangan hanya mengandalkan nasi sebagai sumber karbohidrat. Konsumsilah juga jagung, ubi, kentang, dan quinoa.

BERAS BANYUWANGI - BINTANG PUSAKA JAYA

Kesimpulan

Kandungan arsenik dalam beras bukanlah alasan untuk panik, tapi menjadi pengingat agar kita lebih bijak dalam memilih dan mengolah makanan. Selama kamu menerapkan pola makan seimbang dan memasak beras dengan benar, risiko paparan arsenik dapat ditekan seminimal mungkin. Dalam dunia pangan, kuncinya adalah kesadaran dan variasi.

Sudah coba Beras Banyuwangi? Rasakan pulennya hari ini!

BERAS BANYUWANGI - BINTANG PUSAKA JAYA