Selama beberapa dekade, jika Anda bertanya kepada mahasiswa atau pekerja muda di Prancis tentang makanan pokok yang praktis, jawabannya hampir pasti adalah pasta. Murah, cepat, dan mengenyangkan, pasta telah menjadi tulang punggung diet harian di Prancis. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sebuah fenomena menarik muncul di meja makan generasi Z dan milenial Prancis: beras mulai merebut posisi pasta.

Beras Banyuwangi - Pabrik Beras Banyuwangi

Berikut adalah analisis mengapa beras kini menjadi primadona baru di kalangan anak muda Prancis.

1. Gelombang Budaya Asia (The Hallyu & Manga Effect)

Faktor terbesar di balik tren ini bukanlah ekonomi, melainkan budaya. Generasi muda Prancis adalah konsumen manga dan drama Korea (K-Drama) terbesar di Eropa. Paparan visual terhadap onigiri, bibimbap, hingga sushi menciptakan kedekatan emosional dengan nasi. Nasi tidak lagi dianggap sebagai makanan “asing”, melainkan makanan yang keren, estetik, dan relevan dengan gaya hidup modern yang mereka lihat di layar.

2. Kesadaran Kesehatan dan Diet Bebas Gluten

Prancis sedang mengalami revolusi kesehatan. Banyak anak muda mulai mengurangi konsumsi gandum karena alasan pencernaan atau tren diet bebas gluten (sans gluten). Beras, yang secara alami bebas gluten dan lebih ringan di perut, menjadi alternatif utama. Selain itu, nasi dianggap memberikan energi yang lebih stabil (low-glycemic index, terutama pada varietas tertentu) dibandingkan pasta putih yang seringkali menyebabkan kantuk setelah dikonsumsi.

3. Kepraktisan yang Berevolusi

Dahulu, pasta dianggap lebih cepat dimasak daripada nasi. Namun, kehadiran teknologi dan inovasi produk telah mengubah narasi ini.

  • Rice Cooker: Alat penanak nasi yang dulu langka, kini menjadi perangkat wajib di apartemen mahasiswa Paris.

  • Beras Instan: Produk seperti riz incollable (nasi tidak lengket) atau nasi dalam kemasan pouch yang siap dalam 2 menit di microwave telah menghilangkan hambatan waktu bagi mereka yang sibuk.

4. Kreativitas Kuliner dan Variasi

Pasta seringkali terjebak dalam saus tomat atau krim. Sebaliknya, beras menawarkan kanvas yang lebih luas. Generasi muda Prancis yang semakin gemar bereksperimen dengan resep global menemukan bahwa beras bisa diolah menjadi poke bowl yang segar, nasi goreng yang gurih, hingga salad nasi untuk bekal kantor (gamelle). Beras memberikan fleksibilitas untuk mencampurkan berbagai jenis protein dan sayuran dalam satu wadah.

5. Keberlanjutan dan Dukungan Lokal

Ada kesadaran lingkungan yang kuat (ekologi) di kalangan anak muda Prancis. Mengetahui bahwa Prancis memiliki produksi beras sendiri di wilayah Camargue memberikan nilai tambah. Membeli beras lokal dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan mengimpor gandum tertentu atau produk pasta olahan pabrik besar. Mereka lebih memilih “Riz de Camargue” karena jejak karbon yang lebih rendah dan dukungan terhadap petani lokal.

Kesimpulan

Meskipun pasta tidak akan pernah hilang dari identitas kuliner Prancis, beras telah bertransformasi dari sekadar “makanan pendamping” menjadi menu utama yang mencerminkan nilai-nilai generasi baru: sehat, global, dan praktis. Bagi anak muda Prancis saat ini, semangkuk nasi bukan hanya soal rasa, tapi juga soal gaya hidup yang lebih sadar dan terkoneksi dengan dunia.

Sudah coba Beras Banyuwangi? Rasakan pulennya hari ini!

BERAS BANYUWANGI - BINTANG PUSAKA JAYA